Cerpen "Cintaku berawal di kolam pesta"

My first love in pool party

Inikah rasanya dicomblangin
“duh, panas banget sih udara siang ini” kata seorang gadis berambut panjang lurus, memakai kaos kaki pink yang sedang berdiri di tengah lapangan upacara.
“kekantin yuk, kayaknya disana ada yang jual es kelapa muda yang enak banget..” kataku membujuk temanku untuk belanja di kantin.
“ia, tapi kamu yang bayarin ya!!!” katanya padaku.
 “kok aku lagi bukannya kemarin udah aku yang beliin kamu bakso, trus jus semangka yang waktu itu juga belum kamu bayar.” Jawabku padanya.
 “ ga, untuk sekarang kamu dulu yang bayar, besok-besok aku deh” katanya merayuku.
 “bukannya dari dulu kamu juga bilang kaya gitu?” kataku lagi.
 “ya, cepetin entar keburu bel masuk lho!” katanya samil menarik tanganku menuju kantin sekolah.

   Owh ya, aku Ayu, anak kelas XI IPA di salah satu SMA favorit di daerahku. Dan gadis itu temanku, namanya Cheshy, dia teman sekelasku. Ya bisa dibilang teman baik gitu deh. Aku kenal dia saat MOS , itu karena kita sama-sama dihukum karena telat. Dan akhirnya sampai karang kita temenan baik deh. Meski gitu gak berarti semua sifatnya dia tuh cocok sama aku. Diantara kita banyak sekali ada perbedaan, dan yang paling aku benci dari dia adalah sifat pelit dan matrenya yang gak ketulungan. Setiap belanja pasti aku yang dapet giliran bayar. Dan untuk cowoknya, gak ada yang ekonominya menengah, apalagi menengah kebawah. Intinya semua diatas rata-rata. Biasa, namanya juga cewek matre.
    Selain Cheshy, aku masih punya sahabat baik satu lagi. Namanya Raditya. Tapi aku biasa panggil dia Adit. Dia temen baikku sejak aku duduk di bangku SD. Kebetulan SD,SMP, dan SMA kami sama jadi kami bisa sahabatan mungkin karena sering bareng. Cowok yang berbadan tinggi berisi, potongan rambut yang masa kini banget, ditambah kacamata tipis yang membuat dia menjadi incaran para gadis di sekolah ini. Tapi sayangnya, dia tuh pelit banget. Seteh dihitung-hitung selama sepuluh tahun aku kenal sama dia, aku cuma pernah ditraktir tiga kali. Itupun gara-gara aku menang taruhan sama dia.
“hey Yu,,, entar pulang sekolah aku tunggu di tempat biasa ya, aku mau curhat nih!” sapa Adit yang kebetulan lewat dikantin sekolah. 
“ ada apa sih dit?, kayaknya serius amat?” tanyaku penasaran. 
“ ya, makanya entar kamu harus dateng, ok?” sambungnya lagi.
 “ya deh” jawabku singkat, sambil langsung menuju ke kelas, karena bel masuk sudah berbunyi.

_____________⌚___________⌚_____________

“kamu mau kemana yuk? Buru-buru amat kayaknya?” Tanya Cheshy yang sedikit kebingungan.
 “ si Adit nyuruh aku ke taman belakang sekolah sebentar, katanya dia mau ngomong sesuatu.” Jawabku, lalu pergi meninggalkan kelas. 
“terus aku pulang sama siapa dong?” tanyanya lagi. 
“ naik taxi aja ya, aku ada urusan penting, daaa Cheshy” kataku sambil berlari.

 ____________🕓___________🕓_____________
“Hey, bengong aja nih? Dah lama nunggu ya?” tanyaku basa-basi, karena Aku dah telat satu jam. 
“pake nanya lagi, gak tau ya aku lumutan nunggu di sini”. Jawabnya dengan nada jengkel.
 “ia deh sory, tadi aku abis nyusul praktek kimia, sory ya?” jawabku membela diri. Tapi dia hanya diam. 
“ok kamu mau ngomong apa?” tanyaku membuka pembicaraan. 
“kamu tau kan seminggu lagi hari apa?” tanyanya padaku.
 “ hari sabtu kan? Emangnya kenapa?” jawabku lagi. 
“ia tapi itu hari ulang tahunku, masak kamu lupa sih”. sahutnya makin jengkel.
 “ aku inget kok, emang kenapa?” tanyaku lagi.
 “ aku mau bikin perayaan nih, maklum sweet seventeen gitu loh!!”. Jawabnya mulai bersemangat.
“owh ya deh, kamu mau aku bantu apa?” tanyaku menawarkan diri. 
“bantuin aku nyiapin segala sesuatu tentang pesta. Kamu jadi bendaharanya deh!” jawab Adit.
   Lalu aku mulai mempersiapkan segala sesuatu untuk pestanya Adit. Tapi memang sifat pelit yang sulit untuk dihilangkan, membuat aku sedikit jengkel. Gimana ga jengkel, dia nyuruh bikin pesta yang semeriah mungkin untuk ultahnya, tapi dana yang dikasi benar-benar sangat minim. Jaman sekarang udah gak ada barang dibawah rata-rata, semua harganya pasti mahal, apalagi dengan kualitas bagus. Aku jadi heran padahal dia anak orang kaya, ortunya pun gak pernah batesin dia minta uang berapa, tapi kok dia pelit gini sih. Seingatku nih, sebagian besar cewenya mutusin dia karena sifat pelitnya yang ga ketulungan.

______________📅_________📅_____________
    Hari sabtu, tanggal  23 januari akhirnnya tiba juga. Hari ini hari ulang tahunnya Adit. Lega juga rasanya nyelesaiin tugas yang hasilnya memuaskan mesti dengan dana yang sangat minim. Tamu undangan sudah pada dateng, dan memenuhi ruang pesta. Kue ulang tahun yang sangat anggun sudah dihias dengan indah dan diletakkan dipojokan, kolam renang yang dihiasi puluhan lilin menambah keindahan pesta malam ini. Gaun-gaun yang indah memenuhi ruangan. Aku sudah dari tadi berada di pesta ini. Mengenakan gaun ungu dengan dandanan alami, kukira kecantikanku terpancar dengan sempurna malam ini. Dari kejauhan kulihat seorang gadis berbadan jangkung dengan gaun merah muda yang menambah keanggunan dirinya. Rambut yang dibiarkan tergerai dengan sedikit hiasan diatasnya,membuat gadis ini menjadi pusat perhatian di pesta ini.
“Ayuk….” seru gadis itu.
 Lalu dia semakin mendekat dan wajahnya semakin kelihatan. 
“Cheshy?? Jadi itu kamu, ya ampun kamu cantik banget malam ini??” tanyaku pada Cheshy yang makin mendekat padaku. 
“Ia dong harus gini, disini kan banyak cowok-cowok cakep bin tajir, siapa tau ada yang kecantol, lumayan kan?” jawabnya padaku. Cheshy memang cantik, tapi itu hanya bagian luar saja. Inner beautynya belum bisa menyamai kecantikan parasnya. Tapi seperti apapun dia, dia adalah sahabatku, aku harus bisa menerima dia apa adanya.
    Kue yang tadi berada di pojokan kini telah dibawa ke tengah-tengah keramaian, deket kolam. Bertanda ritual ulang tahun mau dimulai. 
“Ches, ke sana yuk, dah mau mulai nih!” ajakku pada Chesy, sambil menariknya menuju tempat tadi. Lagu ulang tahun terdengar dinyanyikan pada para undangan. Pemotongan kue pertama, apa sih arti kue pertama, dan apa pentingnya kue itu. Meski potongan terakhir, sama aja kan itu kue. Terdengar tepuk tangan yang sangat meriah dari undangan yang langsung menyadarkanku dari lamunan. Ternyata Adit telah berdiri didepanku dan membawa sepotong kue. Kue  pertama, kenapa aku? Kenapa kue pertama harus ada maknanya.
“potongan pertama ini buat sahabatku yang telah membuat acara semeriah ini untuk pesta ulang  tahunku”. Kata adit di depan para undangan.
Owh jadi karena itu aku dapet kue pertama. Tapi kurasa sama saja.
 ______________📆________📆______________
 Keesokan harinya setelah pulang sekolah, Adit nyuruh aku buat nemenin dia ke perpustakaan, kebetulan aku dan Cheshy memang ada rencana buat ke perpustakaan. Akhirnya kita pergi bertiga. Setelah lama di perpus, dan semua pada laper, akhirnya kita pergi untuk makan. Aku berfikir dalam hati, maknan ini siapa yang akan bayar. Cheshy si cewe matre pasti tetep beraksi untuk dapetin traktiran. Kalau Adit, ga mungkin banget, Dia kan pelit banget, bayarin aku beli permen 500 rupiah aja gak mau. Jangan-jangan mesti aku nih yang bayarin mereka berdua. Setelah selesai makan datang pelayan yang membawakan tagihan. 
“Aku aja yang bayar!” kata Adit dan Cheshy berbarengan, sambil mengeluarkan dompet masing-masing. Dan hal itu membuat aku sedikit shok. Mimpi apa mereka semalam, sampai berubah 180°gini. Setelah lama debat, akhirnya mereka mutusin sesuatu.
 “kamu aja yang bayar ya yu!” katanya serempak lagi. “daripada kami rebut disini, mending kamu yang bayarin dulu deh” sambung Adit. Baru aja seneng ngliat mereka berubah, tapi akhirnya disuruh bayarin juga.
    Setiap hari seperti biasa aku jalan bareng sama cheshy, kadang-kadang sama Adit. Anehnya aku sahabatan sama Adit dan Cheshy, tapi kenapa Adit dan Cheshy gak bias akrab sampai sekarang. Setiap hari aku ngeliat Cheshy, aku merasa ada yang berbeda, kayaknya Cheshy naksir Adit nih. Tapi bukan hanya Cheshy, Adit juga kayaknyya menyimpan perasaan sama Cheshy. Tapi mereka gak pernah cerita hal itu ke aku, apa ini hanya perasaanku aja ya. Tapi kufikir-fikir, masa sih mereka bisa bersatu dengan sifat yang sangat bertentangan. Saat aku sedang berjalan dengan Cheshy di taman, tiba-tiba kami bertemu Adit. Seperti biasa aku nyapa dia, tapi gak tau kenapa Cheshy tiba-tiba lari tanpa sebab. Aku ga mengerti apa yang terjadi.
  Semakin hari aku merasa banyak keanehan yang terjadi antara mereka. Kenapa ya dengan sahabatku. Lalu aku punya ide buat nyomblangin mereka berdua. Tapi apa mungkin ya??, ya aku coba aja deh. Tapi kayaknya aku perlu bantuan. lalu muncul sebuuah nama di benakku, Niko anak SOS 2 di sekolah ini, selain Adit, Niko juga merupakan cowok idaman cewem-cewek di sekolah ini, mungkin karena dia kapten sepak bola.
     Keesokan harinya, aku ke kelas XI SOS 2, aku bertemu dengan Niko, lalu ngajak dia ngobrol di taman deket Padmasana sekolah. Aku ceritain semua keanehan antara Cheshy dengan Adit. Kebetulan Niko dan Adit temen sekelas, jadi Aku fikir minta bantuan ke dia adalah hal yang tepat. Rencana awal kami adalah membuat Cheshy sama Adit jalan bareng. Tapi biar kesannya ini merupakan kebetulan.

“Pulang sekolah makan yuk, di kafe Esthy??” ajakku pada Cheshy.
“Hmm, Gimana ya??” jawab Cheshy.
”Alah jangan sok nolak gitu deh, aku juga ingin ngomong serius nih sama kamu” sambungku.
“Ngomong apaan sih? Ya deh kalo begitu” kata Cheshy setuju.
  Lalu pulang sekolah kami berdua langsung pergi ke kafe Esthy yang letaknya ga begitu jauh dari sekolah. Seperti biasa kami mesen es jeruk dan bakso. Beberapa saat setelah kami tiba di sana, Nampak Niko dateng sama Adit, dan akhirnya menghampiri kami. Mereka juga pesen es jeruk sama bakso. Kami makan bareng berempat.
“Owh ya Yu, kamu jadi mau pinjem novel Pertualangan Sudut Cinta?,” Tanya Niko kepadaku.
Aku tau ini pasti salah satu dari rencana kami, kami pergi minjem novel dan ninggalin mereka berdua.
“ia deh minjemnya dimana?” tanyaku pada Niko.
 “Deket sini ada tempat peminjaman novel” jawab Niko.
“ya deh klo gitu, kita pergi sekarang” ajakku.
 “Aku pergi dulu ya Dit, Ches?” kata Niko pada mereka. Nampak wajah bingung dari kedua wajah mereka, mudah-mudahan aja mereka ga curiga. Lalu kami ninggalin mereka berdua. “jangan lama-lama ya!” kata Adit. “Sippp, Kalau dah selesai makan kami belum dateng, pulang duluan aja dah” jawab Niko ke Adit. Kami langsung ketempat peminjaman novel yang dibilang sama Niko. Tapi aku khawatir sama Cheshy dan Adit, kami ninggalin mereka berdua, tanpa bayarin makanan yang kami makan tadi. Diantara mereka yang mau bayar siapa ya. Kalau Cheshy, pasti selalu minta traktiran. Tapi Adit gak bakal pernah mau ngeluarin uang buat bayarin orang lain. Ya terserah mereka deh, kalau mereka gak mau bayar, paling disuruh cuci piring sama petugas kafe, setidaknya itu bisa membuat mereka lebih deket. Setelah ketemu buku yang aku cari, aku ngajakin Niko untuk balik ke kafe tadi biar pulangnya bisa barengan. “Ga usah Ayu,biarnin aja mereka pulang berdua. Entar aku yang nganter kamu pulang. Lagian rumahku satu jalur kok, jadi sekalian aja” kata Niko menolak ajakanku. “Ia juga sih, bikin sebanyak mungkin mereka jalan bareng, oke deh klo gitu kita pulang yuk!” sambungku ke Niko.
Aku menelpon Cheshy untuk ngasi tau mereka kalo aku pulang duluan. Tapi HPnya ga aktif, aku telfon Adit HPnya juga ga aktif, perasaanku jadi ga enak, jangan-jangan ada sesuatu yang terjadi dengan mereka. Lalu aku bilang ke Niko untuk balik ke kafe tadi, aku mau mastiin mereka ga apa-apa. Dan kami akhirnya balik lagi ke kafe tadi. Tapi setelah aku sampai disana Adit dan Cheshy sudah tidak ada disana. “NIk, gimana nih, mereka ga ada?” kataku pada Niko.
“Tenang Yu, mereka pasti baik-baik aja kok, coba kamu telpon ke rumahnya, mungkin mereka sudah nyampe rumah” kata Niko nenangin.
Lalu aku coba untuk menelfon ke rumahnya Cheshy, tapi katanya Cheshy belum pulang. Begitu juga dengan Adit. Kemana ya mereka, pikirku dalam hati. Seketika HPku berbunyi, ternyata telfon dari Adit, dia bilang dia sudah nganterin Cheshy pulang, dan sekarang dia masih dalam perjalanan ke rumah. Setelah mendengar kabar itu, hatiku mulai tenang. “Ternyata mereka baik-baik saja, kita balik yuk Nik?” ajaku pada Niko.
“ya deh klo gitu” jawab Niko dan dia nganterin aku pulang ke rumah.
Besoknya di sekolah aku dan Adit makan di kantin, lalu Niko dateng dan duduk didekatku. Tidak lama setelah Niko dateng Cheshy juga dateng dan dia duduk di dekat Adit, karena sudah tidak ada tempat lain lagi.
“Hey Nik, kamu kok ngambil tempat dudukku?” Tanya Cheshy pada Niko.
“aku juga bayar sekolah disini, jadi aku juga berhak dong duduk di bangku ini” jawab Niko. Ini pasti rencana Niko untuk nyomblangin mereka berdua. “oh iya Yu, kamu dah selesai makan kan? Kemarin aku baru ketemu novel yang keren banget, kamu pasti suka. Liat yuk kekelasku” ajak Niko.
“masa? Jadi penasaran, ya deh” jawabku. “harus sekarang? Aku kan belum makan?” sambung Cheshy.
“kan masih ada Adit, Dit temenin Cheshy ya!” kataku pada Cheshy dan Adit. Aku dan Niko pergi ninggalin mereka,memang ga salah kalo aku milih Niko buat bantuin aku nyomblangin mereka. Dia punya sejuta cara biar Cheshy sama Adit bareng terus.
“Oh iya Yu, entar kamu ke pesta malamm perpisahan ga?” Tanya Niko.
 “Ia dong, aku gak mau ngelewatin acara ini” jawabku
“kalo gitu ikut aku” kata Niko sambil menarikku ke mobilnya. 
“kita mau kemana sih?” tanyaku.
 “ya nanti juga kamu bakal tau” kata Niko yang semakin membuatku penasaran. Ternyata Niko mengajakku ke toko perhiasan. Dia nyuruh aku milih kalung  yang paling aku suka.
 “Entar malem akan ada yang ngungkapin perasaan di pesta malam perpisahan”. kata Niko.
  Aku merasa bodoh sekali, kenapa gak kefikir sampai ke sini sih, ternyata Niko memang bener-bener luar biasa, dia sampai ngerencanain acara buat mereka ngungkapin perasaannya. Bahkan sampai nyiapin kalung  segala. Bener-bener pemikiran yang keren. 
 “udah Yu?” tanyanya padaku, yang menyadarkan lamunanku. “owh iya, yang ini aja” kataku. 
“bungkus ya mbak” katanya pada petugas toko. “Nik, kok kalung saja sih? Liontinnya ga sekalian?” tanyaku pada Niko. Niko hanya tersenyum kepadaku. Apa sich rencana cowok ini ,fikirku dalam hati. Niko langsung mengajakku pergi setelah menganbil dua bungkusan dari pelayan toko. 
“kok dua?, yang satu lagi apa? bukannya tadi kita hanya memesan sepasang kalung?” tanyaku makin penasaran. Kembali sebuah senyuman yang menjawab pertanyaanku.
  Di mobil aku hanya diam dengan rasa penasaranku. “masih penasaran yu? Agar gak penasaran terus, entar kamu dateng ke pesta perpisahan dengan Cheshy. Disan a akan ada jawabannya” kata Niko setelah sampai di depan rumahku.
“hati-hati ya Nik” kataku. Lalu aku masuk ke dalam rumah, ternyata Adit sudah ada dikamarku.
“kapan kamu kesini?” tanyaku ke Adit. “udah lama, bahkan dah sampe tidur” jawabnya.
“kamu tadi kemana?” Tanya Adit. Ga mungkin aku bilang yang sebenernya, aku mau ini menjadi surprice buat mereka. “daripada kamu bengong, mending kamu mandi trus ikut aku?” sambungnya.
    Aku mandi, dan akhirnya pergi sama Adit. Ternyata Adit ngajak aku ke salon, katanya aku harus tampil cantik, biar ga malu-maluin dia ntar di pesta, dia juga milihin gaun yang aku pakai entar. Dan memang aku merasa bak Cinderella dengan gaun biru muda dengan hiasan pink dibagian bawahnya. Sepatu kaca indah menghiasi kakiku, serta rambut yang dibiarkan tergerai curly, dengan sedikit hiasan yang menambah keanggunanku pada malam ini. Aku ke pesta dengan Adit, Sesampainya di pesta Adit mengajakku ke tempat deket kolam yang berhiaskan lilin. Lagu yang sangat romantis terputar di pojok sana. Nampak seseorang dari kejauhan. Wajah yang sudah tidak asing lagi, Cheshy, tapi dia kesini dengan siapa?
Sesosok pria yang bertubuh tinggi kekar, berjalan mendekatiku. “Niko?” kataku.
 “ia, ini aku Niko. Kamu cantik sekali malam ini?” jawabnya.
 “ia donk, siapa dulu yang ngerias?” kata Adit yang membuatku bingung dengan kondisi ini.
 “seperti kataku tadi, malam ini akan ada yang ngungkapin perasaannya” sambung Niko. Aku menepi, dan membiarkan Adit dan Cheshy berada di tengah kerumunan. Tapi semua malah menepi dan membiarkan aku dan Niko berada di tengah kerumunan.
“Malam ini aku rasa malam yang tepat buat aku ngungkapin perasaanku yang sudah lama aku pendam, kamu adalah wanita yang bisa membuatku merasakan indahnya dunia. Maukah kau menerima cintaku ini?” kata Niko didepan banyak orang.
“kalau kamu mau nerima cinta ini, panggilah Cheshy bersamamu, tapi kalau tidak, panggilah Adit bersamamu” sambung Niko.
“Adit, aku kesini bersamamu jadi, malam ini aku memilih Cheshy untuk bersamaku, biar adil” kataku yang menandakan aku nerima cintanya Niko. Lalu Adit datang dan membawa sepasang kalung yang tadi aku pilih. Niko memasangkkan satu kalung di leherku,tapi sebelumnya dia memasangkan sebuah liontin yang indah.
 “ini adalah jawaban dari senyumanku tadi, aku sudah mempersiapkan liontinnya sejak dulu. Liontin hati dengan angka 2 ditengahnya serta huruf A dibagian depan dan N dibagian belakangnya. Yang berarti dua hati yang sekarang bersatu milik Ayu dan Niko” kata Niko.
Dan setelah melihat aku kebingungan dengan keadaan ini, mereka menjelaskan kalau ini adalah merupakan rencana mereka semua. Termasuk berpura-pura nyombalngin Adit dan cheshy, padahal semua yang dilakuin selama ini adalah untuk nyomblangin aku dan Niko.
Meski dengan keadaan bingung aku mau menerima cintanya Niko, karena Niko merupakan sesosok pria yang luar biasa, dia memiliki pemikiran yang brilian dan ide-ide yang mengejutkan, seperti caranya ngedeketin aku dan yang paling brilian adalah liontin yang dia jadikan penghias kalung jadian kami. Liontin hati dengan angka 2 ditengahnya Serta huruf A dibagian depan dan N dibagian belakang. Liontin yang sangat indah. Seindah kisah cinta kami.

                       ____♡______♡____

Comments

Post a Comment